KITA PELANGI WALAU BERBEZA WARNA



Semasa Nisa' Pillow Talk tempoh hari, kita memilih gula-gula itu bukan? Ada yang memilih warna merah, ada yang memilih warna hijau, ada yang memilih warna oren juga memilih pelbagai warna yang kita sukai. Fadilah memilih warna oren, saya memilih warna merah, saya rasa Tie memilih ungu dan Wani memilih semua warna yang ada. Nisa' yang lain juga memilih yang mereka suka tetapi maaf, saya tidak ingat.


Gula-gula itu menjadi kenangan bagi kita. Kita bertemu pada titik persamaan kerana gula-gula itu. Kita juga bertemu pada titik perbezaan kerana gula-gula itu. Gula-gula itu membuka ruang bagi kita semakin mengenali, memahami dan merindui. Kita semakin dekat kerananya. Kita makan gula-gula itu kemudiannya. Sungguh manis, semanis ukhuwwah kita. Gula-gula yang berjasa...


Saya ingin menjadi burung sebentar. Membawa kalian terbang ke suatu 'Daerah Ukhuwwah Kita'. Saya bukan sahaja burung yang boleh terbang, tapi saya boleh bercakap. Saya ingin sekali bercerita...


"Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar. Semua menganggap dirinyalah yang terbaik, yang paling penting, yang paling bermanfaat dan yang paling disukai".



HIJAU berkata:
"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah petanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua haiwan akan mati. Lihatlah ke pendesaan, aku adalah warna mayoritas..."


BIRU menginterupsi:
"Kamu hanya berfikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudera luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"


KUNING mencelah:
"Kalian semua serius? Aku membawa jenaka, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."


JINGGA menyusul:
"Aku adalah warna kesihatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karana aku mengisi keperluan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Fikirkanlah labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terdetik di fikiran manusia."


MERAH berteriak:
"Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kuasa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."


UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu:
Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan.
"Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para uskup memilih aku sebagai petanda kuasa dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku."


Akhirnya BIRU berbicara lebih perlahan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama:
"Fikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan adaku, namun tanpaku kalian semua menjadi aneh. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian memerlukan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketenteraman batin."



Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya. Pendebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilintar melintas membutakan. Guruh berdentum. Hujan mulai turun tanpa henti. Warna-warna terkejut bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.


Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:

"WARNA-WARNA BODOH, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeza?


"Berpegangan tanganlah dan dekatlah kepadaku!". Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:


"Mulai sekarang, setiap kali hujan turun, masing-masing dari kalian akan menyatu di sepanjang langit Perbagai warna sebagai peringatan bahawa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.


Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok". Jadi, setiap kali HUJAN lebat membasahi dunia, dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita MENGINGATI untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.


MASING-MASING ANTARA KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK. KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYEDARI PEMBERIAN ITU, UNTUK KEKUATAN VISI KITA, KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....



AYUH! KITA MENJADI SEPERTI PELANGI, BERSATU DISEBALIK KEPELBAGAIAN. KITA BERBEZA TAPI BILA KITA BERSATU, MENJADI PELANGI YANG SANGAT CANTIK. SEHINGGA YANG MELIHATNYA, TIADA MELIHAT YANG LAIN.

oleh: Yang memilih warna merah (3N)


2 Comments:

  1. Anonymous said...
    cayalah...
    NISA' GOMBAK said...
    syukran

Post a Comment